CIANJURUPDATE.COM – Usai gencatan senjata dengan Palestina, PM Israel temui Kepala Intelijen Mesir. Pertempuran antara Israel-Palestina sudah dimulai sejak 10 Mei lalu di wilayah Yerusalem Timur.
Pada Jumat (21/5/2021) pagi, kelompok Israel-Palestina pun melakukan gencatan senjata. Baik Israel maupun Hamas mengklaim kemenangan dalam konflik tersebut.
Pada saat gencatan senjata, warga Palestina bahkan beramai-ramai memenuhi sepanjang jalan Gaza.
Sejumlah besar warga Palestina turun ke jalan-jalan Gaza dengan mobil dan berjalan kaki untuk merayakannya.
Bagaimana Nasib Palestina Usai Gencatan Senjata?
Konflik utama Israel-Palestina ialah kemerdekaan yang ingin didapat oleh warga Palestina.
Ternyata, hal tersebut harus dipecahkan lewat perundingan yang kredibel, berdasarkan parameter yang sudah disepakati dan two-state solution.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, menawarkan solusi dari dua negara ini dengan konsep negara Palestina berdaulat bersama Israel, dan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.
Solusi tersebut menjadi landasan diplomasi internasional selama puluhan tahun yang bertujuan mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Seperti laporan dari AFP, penerapannya akan sangat sulit sebab politik Israel akan semakin mendominasi oleh partai sayap kanan yang dengan keras menentang kenegaraan Palestina.
Apalagi dengan konflik Israel-Palestina yang terbaru, maka sedikit kemungkinan peluang terjadinya perundingan.
Netanyahu Bertemu Pejabat Mesir, Membahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza
Pejabat dari Israel dan Mesir bertemu di negara masing-masing untuk membahas konflik Israel dan Palestina di jalur Gaza.
Keduanya membahas soal upaya gencatan senjata permanen antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza.
Melansir dari AFP, Senin (31/5/2021), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel di Yerusalem pada Minggu (30/5/2021) kemarin.
Menurut kantor Netanyahu, keduanya membahas penguatan kerja sama antara negara mereka.
Tidak hanya itu saja, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi menugaskan Kamel dan delegasinya untuk mengunjungi wilayah Palestina.
Tujuannya adalah membahas kemungkinan gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina.
Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi pada saat yang sama juga melakukan kunjungan resmi pertama.
Ia mengunjungi seorang diplomat tinggi Israel ke negara tetangga Mesir untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya Sameh Shoukry.
Ashkenazi mengatakan, pertemuan itu membahas terkait gencatan senjata permanen dengan Hamas.
Selain itu, mereka berbicara soal mekanisme pemberian bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza pascakonflik
“Soal gencatan senjata permanen, mekanismenya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza dengan peran penting yang dimainkan oleh komunitas internasional,” ujarnya.
Ashkenazi menegaskan, upaya mencegah penguatan elemen ekstremis yang mengancam stabilitas regional, dan untuk memastikan pemulangan orang hilang dan tahanan yang ditahan oleh Hamas.
Kementerian luar negeri Mesir mencuit bahwa pembicaraan para menteri sebagai bagian dari upaya tanpa henti Mesir.
Termasuk juga melanjutkan upaya untuk menghidupkan kembali jalur perdamaian dan untuk membangun gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sementara itu, Jamal Al Fadi, profesor politik Palestina di Gaza berpendapat, kedua pihak sepertinya tidak ingin memasuki babak baru konfrontasi, sebab kerugian politik, ekonomi, dan moral yang mungkin ditimbulkannya.(ct7/sis)
