Jabar

Waduh! 12 Sekolah di Bandung Terpapar Covid-19, PTMT Dihentikan Sementara

×

Waduh! 12 Sekolah di Bandung Terpapar Covid-19, PTMT Dihentikan Sementara

Sebarkan artikel ini
Pembelajaran Tatap Muka. Foto: Ilustrasi/sonora

CIANJURUPDATE.COM, Bandung – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menemukan 12 sekolah, mulai dari tingkat SLB, SD, SMP, dan SMA terpapar Covid-19. Akibatnya, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dihentikan untuk sementara.

Hal tersebut dilakukan Komite Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung untuk melakukan tracing, testing, dan treatment (3T).

Temuan tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil tes PCR secara acak yang dilakukan Dinkes Kota Bandung pada sekolah yang sedang menggelar PTMT.

Apresiasi Langkah Pemkot Bandung

Menanggapi itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Pemkot Bandung yang bergerak cepat dalam penanganan Covid-19.

Salah satunya dalam melakukan tes acak di lingkungan sekolah yang kini sudah menggelar kembali PTMT.

“Saya mengapresiasi kerja cepat dari Komite Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung. Karena kasus Corona surut, bukan berarti sudah hilang, sehingga rasio testing kita terhadap kasus memang rendah seperti dilaporkan harian. Tapi jumlah testing tidak pernah diturunkan sehingga untuk memastikan harus seperti ini (lakukan tes acak),” ujar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Minggu (24/10/2021).

Pria yang karib disapa Kang Emil ini menyatakan langkah yang dilakukan Pemkot Bandung sudah sesuai dengan SOP yang harus dilakukan, jika ditemukan kasus Covid-19 di sekolah.

“Sesuai SOP, pada saat ditemukan di sekolah memang harus ditutup. Kemudian di-tracing apakah si teman-teman sekelas, gurunya, atau feeling saya bukan di sekolah ya, tapi di lingkungan rumah,” ungkapnya.

Kang Emil juga berpesan, apa yang dilakukan Pemkot Bandung juga harus dilakukan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat.

“Saya apresiasi, tinggal tingkatkan kewaspadaan lagi apakah sudah divaksin atau belum. Karena belum semua anak-anak dan pelajar di vaksin juga, kecepatan vaksinasi Jawa Barat sudah baik 400 ribuan per hari tertinggi di Indonesia. Jumlah vaksin dosis juga tertinggi sudah 30 juta, 20 juta dosis 1 dan 10 jutaan dosis 2,” paparnya.

Ia berharap, dengan tes acak ini bisa memberikan kenyamanan kepada para siswa dalam kegiatan PTMT.

“Mudah-mudahan dengan pola kewaspadaan ini, makin hari makin tenang bahwa mereka yang tatap muka tetap terjaga melalui proses random sampling ini,” bebernya.

Saat disinggung apakah di daerah lain terjadi juga penutupan sekolah karena paparan Covid-19, Kang Emil sebut belum mendapat laporan.

“Belum ada laporan, mungkin nanti saya dorong. Jangan-jangan, testing rutin tapi tidak di sekolah, saya akan arahkan setelah ada di Bandung ini untuk melakukan pengetesan (sekolah di daerah lain),” imbuhnya.

Ia juga akan menggelar rapat evaluasi bersama Komite penanganan Covid-19 di setiap daerah, untuk membahas permasalahan ini.

“Minggu ini saya rapat membahas fenomena ini, setiap Minggu kan kita rapat membahas isi mingguan. Pembahasannya Minggu ini membahas random sampling di sekolah,” sebutnya.

Kang Emil menambahkan, penutupan sekolah diajukan sesuai hasil tes acak yang dilakukan. Jadi, jika ditemukan satu atau dua orang yang positif, sekolah tidak langsung ditutup, melainkan akan dilakukan secara proporsional.(sis)

Sumber: Detik.Com

Tinggalkan Balasan