Berita

Waduh, Jepang Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19, Diduga Berasal dari Pengunjung Asal Brasil

×

Waduh, Jepang Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19, Diduga Berasal dari Pengunjung Asal Brasil

Sebarkan artikel ini
Waduh, Jepang Laporkan Temuan Varian Baru Covid-19, Diduga Berasal dari Pengunjung Asal Brasil
VARIAN BARU: Setelah sempat ditemukan varian baru Covid-19 di Inggris dan Afrika Selatan, kini Jepang pun melaporkan temuan terbaru corona asal Brasil. (Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM, Jepang – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan tentang adanya temuan varian baru virus corona penyebab Covid-19 di Jepang.

Pada Minggu (10/1/2021) lalu, National Institute of Infectious Disease (NIID) Jepang melaporkan bahwa mereka telah menemukan varian baru virus corona pada empat orang pelancong asal Brasil.

Melansir NBC Philadelphia, Rabu (13/1/2021), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, temuan varian baru yang lebih menular akan menjadi masalah besar bagi rumah sakit.

“Semakin luas virus menyebar, semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya perubahan pada virus,” kata Tedros dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, Swiss.

Tedros menyebut, varian baru ini tampaknya lebih menular dari strain sebelumnya.

“Hal ini dapat mendorong lonjakan kasus dan rawat inap, yang sangat bermasalah bagi petugas kesehatan dan rumah sakit yang sudah hampir mencapai titik puncaknya,” kata Tedros.

Tedros mengatakan, membatasi penularan virus corona akan mencegah mutasi meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti memakai masker, menjaga jarak secara fisik, dan mencuci tangan.

Tedros menyebut, kabar baiknya adalah vaksin yang ada saat ini tampaknya tidak berkurang efektivitasnya ketika menghadapi mutasi baru, meskipun mungkin perlu disesuaikan di masa depan.

Sementara itu, D Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO, mengibaratkan virus yang bermutasi seperti sebuah tim yang memasuki paruh kedua pertandingan sepak bola.

Ryan menyebut, meskipun tidak mengubah aturan main, mutasi memberikan “energi baru bagi virus”. “Itu menambah tantangan yang Anda hadapi, karena lawan Anda membawa beberapa pemain baru ke lapangan,” kata Ryan.

“Itu tidak mengubah apa yang perlu kita lakukan untuk menang. Itu hanya mengubah kekuatan lawan, dan dalam pengertian itu, artinya kita harus melipatgandakan upaya untuk melawannya,” imbuhnya.

Diketahui, pemerintah Jepang mendeteksi strain baru virus corona pada empat penumpang yang tiba dari negara bagian Amazonas, Brasil pada Sabtu (2/1/2021) usai tiba di bandar udara Haneda, Tokyo, dan hasil tes menunjukkan mereka positif terkena virus corona.

Empat orang pelancong tersebut adalah: Seorang pria berusia 40-an, yang ditemukan tidak menunjukkan gejala setibanya di Jepang, namun dirawat di rumah sakit karena kondisi pernapasannya memburuk. Seorang wanita berusia 30-an, yang melaporkan sakit tenggorokan dan sakit kepala. Satu remaja pria berusia antara 10-19 tahun yang mengalami demam. Satu remaja perempuan berusia di atas usia 10 tahun yang tidak menunjukkan gejala.

National Institute of Infectious Disease (NIID) Jepang mengatakan, varian virus yang ditemukan di Jepang termasuk dalam jenis B.1.1.248 dan memiliki 12 mutasi pada protein berbentuk paku di sisi luar virus.

Beda dengan varian baru di Inggris dan Afrika Selatan sebelumnya pada (14/12/2020), otoritas kesehatan di Inggris melaporkan varian yang diidentifikasi sebagai SARS-CoV-2 VOC 202012/01 kepada WHO.

Makoto Shimoaraiso, pejabat di Sekretariat Kabinet dan unit penanganan Covid-19, mengatakan hari Selasa (12/1/2021) bahwa pemerintah sudah melakukan konsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait varian baru virus corona tersebut.

“Meski varian baru ini pertama kali dideteksi di Jepang, mungkin tidak berasal dari Jepang karena ditemukan pada empat penumpang yang baru tiba di bandar udara Tokyo,” ujarnya.

Ia mengatakan, sejumlah epidemiolog belum bisa memastikan apakah varian ketiga virus corona ini lebih mudah menular atau menyebabkan sakit yang lebih parah.

“Sejauh ini, belum ada bukti bahwa varian baru yang ditemukan (pada penumpang) dari Brasil sangat menular,” tutupnya.(sis)

Tinggalkan Balasan