Berita

Waduh! Potensi Bayi Stunting di Cianjur Masih di Atas 20 Persen

×

Waduh! Potensi Bayi Stunting di Cianjur Masih di Atas 20 Persen

Sebarkan artikel ini
STUNTING: Cianjur secara nasional masih menjadi lokasi fokus intervensi stunting, sebab jumlah bayi stunting di Cianjur masih berada di atas 20 persen. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)
STUNTING: Cianjur secara nasional masih menjadi lokasi fokus intervensi stunting, sebab jumlah bayi stunting di Cianjur masih berada di atas 20 persen. (Foto: Afsal Muhammad/cianjurupdate.com)

CIANJURUPDATE.COM, Cianjur – Kabupaten Cianjur secara nasional masih menjadi lokasi fokus (lokus) intervensi stunting. Sebab, jumlah bayi yang mengalami stunting di Cianjur masih berada di atas 20 persen.

Meskipun demikian, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, dr Teni Hernawati mengatakan, sektor kesehatan di Cianjur sudah berupaya penuh dalam menangani kasus stunting.

”Saat ini, intervensi kasus stunting di Kabupaten Cianjur sudah banyak dilakukan untuk kegiatan saintific. Mulai dari pemeriksaan kehamilan, pemberian makanan tambahan untuk bayi dan ibu hamil, tablet tambah darah, serta kegiatan lainnya di sektor kesehatan,” tuturnya kepada Cianjur Today, Minggu (28/2/2021).

Selain itu, Teni pun mengungkapkan, kecukupan gizi harus benar-benar diperhatikan sejak bayi masih berada dalam kandungan. Mulai dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil pun harus memenuhi empat unsur gizi yaitu, karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

“Makanan konsumsi yang dimakan oleh ibunya harus yang bergizi, karena memberikan dampak terhadap bayi yang ada di dalam kandungannya. Saat lahir, ibu harus menyusui agar bayi mendapatkan ASI eksklusif. Lalu setelah enam bulan, baru bisa mendapatkan makanan pendamping ASI dan di usia satu tahun baru bisa mendapatkan makanan dewasa,” jelasnya.

Teni mengungkapkan, perbaikan gizi dan penanganan masalah stunting di Kabupaten Cianjur tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja, namun harus semua pihak untuk turut berkontribusi dan bekerja sama.

“Mulai dari kesehatan, lingkungan, sosial, pertanian sampai sektor agama harus bahu membahu. Karena tidak bisa dilakukan sendiri hanya untuk sektor kesehatan saja,” tandasnya.(afs/sis)

Tinggalkan Balasan